Ini adalah kisah nyata pertemuan dan hubunganku dengan jin perempuan.
Kisah ini terjadi sekitar tahun 1998 saat aku berumur 25 tahun. Saat itu
aku masih bujangan dan bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan jasa.
Sebut saja namaku Sangaji.
Sudah 4 tahun aku bekerja di perusahaan ini. Sebelumnya aku tak pernah merasakan ada keanehan. Aku bekerja pada shift malam, dari jam 7 malam sampai jam 7 pagi. Aku bekerja 2 hari sekali. jadi ada jeda istirahat 1 hari.
Aku dan teman-temanku biasa ngaji di musholla selepas sholat isya. Bila aku bekerja terpaksa aku tidak mengaji. Tapi bila libur pasti aku ikut mengaji sama pak ustadz di gang kami. Kami diajarkan ilmu fiqih, nahwu, sharaf, dan tafsir. Dan pak ustadz sangat tekun mengajar kami, walau dia tak dibayar sepeserpun. Tapi karena ia adalah seorang ulama yg dituntut untuk menyebarkan ilmu agama, ia tak menuntut bayaran sepeserpun. Biarlah Allah yang akan membayarnya, katanya. Asal ada anak-anak yg mau mengaji saja ia sudah senang. Ia mengajar ngaji dibagi menjadi 2 termin. Selepas maghrib ia mengajar anak-anak, dan selepas isya giliran para remaja. Jumlah remaja yang mengaji sekitar 40 orang.
Diantara murid-murid pak ustadz ada beberapa anak yang menonjol. Diantaranya adalah aku, Khaerul, Wahyu, dan Abu. Kami berempat biasa kumpul bareng selepas pulang mengaji. Biasanya kami kumpul di rumahnya Abu. Kami suka begadang. Namun bila sudah tengah malam, kami biasa melakukan sholat hajat bareng-bareng. Dan karena sering sholat hajat bareng-bareng inilah kami sering mengalami hal yang aneh-aneh. Setelah selesai sholat hajat kami sering didatangi makhluk berpakaian jubah putih mirip ulama habaib atau syekh. Ia memberi salam kepada kami kemudian pergi lagi. Jumlahnya kadang lebih dari 4 orang. Karena sering didatangi, maka lama-lama kami sudah terbiasa. Jadi tidak aneh lagi.
Bila sedang bekerja, karena pergantian shiftnya jam 7 malam, maka aku tidak sempat sholat isya tepat waktu. Aku biasa sholat isya pada tengah malam, bila pekerjaan sudah selesai dan jam istirahat, sekitar jam 1 tengah malam. kebetulan di belakang kantorku ada musholla kecil. Ukurannya sekitar 2 x 3 meter. Karena sudah tengah malam, maka setelah rampung sholat isya maka aku lanjutkan dengan sholat sunah hajat atau tasbih. Dan aku sempatkan berdzikir setelah selesai sholat. Aku biasa istiqomah dzikir asmaul husna yang pak ustadz ajarkan. Gak banyak sih, tapi yang penting istiqomah, kontinyu tiap hari.
Bila sedang dzikir aku biasa mematikan lampu musholla. Yang ada hanya sorotan lampu dari depan musholla, jadi gak gelap-gelap amat. Biar lebih khusyu' maksudnya.
Tiba-tiba saja hari itu aku merasakan aneh pada hari itu. Aku betul-betul terkejut. Saat aku selesai sholat dan salam ke kiri, ada seorang wanita duduk di samping kiriku. Dia berambut sebahu, berbaju putih lengan pendek. Siapakah dia? Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, karena lampu di dalam musholla aku matikan. Dan sorot lampu dari luar musholla hanya menyinari bagian punggungnya. Namun aku tidak berani menyapanya. Aku tahu tak ada siapa-siapa dikantorku pada malam itu, selain rekan kerjaku Rudi dan Darman satpam. Karyawan wanita hanya bekerja pada siang hari. Aku membiarkan wanita itu. Aku tahu dia bukan manusia, tapi jin. Tapi selama dia tidak menganggu, aku biarkan saja. Dan setelah aku selesai dzikir jin wanita itu menghilang, entah kemana. Dan ternyata tidak malam itu saja dia datang menemuiku. Setiap malam, selesai aku sholat hajat atau tasbih dia selalu menemaniku sampai aku selesai dzikir.
Lama-lama aku penasaran juga. Pada suatu waktu saat aku sedang berdzikir jin wanita itu duduk dihadapanku. Aku mencoba berkomunikasi dengannya.
"Siapakah namamu wahai gadis?" aku mencoba berkomunikasi. Namun dia diam saja. Dia hanya menundukkan kepala. Sepertinya dia malu menampakkan wajahnya. Aku mencoba bertanya berulang-ulang menanyakan namanya, namun dia tetap tidak mau menyebutkan namanya. Dan akhirnya dia menjawab.
"Sebetulnya kamu itu tahu siapa aku. Hanya saja waktunya belum tepat. Dan suatu saat kamu akan tahu siapa aku ini sebenarnya." Dan kemudian ia menghilang di kegelapan malam.
DATANG KE RUMAH
Hari itu aku sedang libur kerja. Karena aku terlambat datang ke musholla maka aku sholat maghrib di rumah. Dan saat aku berdzikir tiba-tiba jin wanita itu datang menemuiku. Dan seperti biasa dia duduk disamping kiriku.
Tiba-tiba temanku Khaerul datang ke rumahku. Maksudnya sih dia mau nyamper aku mengaji. Tahu aku sedang di kamar Khaerul langsung masuk kamarku. Mungkin karena merasa terganggu, jin wanita itu tiba2 saja merasuki tubuh Khaerul. Khaerul menari-nari begitu gemulainya, bagai seorang wanita. Aku perhatikan Khaerul. Gerakan tariannya betul-betul halus bagai gerakan seorang wanita. Khaerul menari-nari sekitar 10 menit, kemudian jin wanita itu keluar sendiri dari tubuh Khaerul.
"Hey, Khaerul, gerakanmu gemulai sekali, persis seperti gerakan wanita," kataku.
"Apa sih maksudmu? Aku gak ngerti," jawab Khaerul.
"Tadi kamu menari-nari, dan gerakanmu gemulai sekali," kataku menjelaskan.
"Menari? Ah, kamu ngaco.... dari tadi aku duduk saja di ranjang ini," kata Khaerul. waahh... rupanya Khaerul gak sadar. Percuma deh aku jelasin. Maka saat adzan isya bergegas kami menuju musholla.
MENIKAH DENGAN JIN?
Tengah malam, di musholla kantor. Seperti biasa aku sholat hajat. Dan malam itu aku benar-benar menemui keanehan. Musholla yang gelap dan sempit (karena aku biasa mematikan lampunya saat dzikir) tiba-tiba saja menjadi luas, lapang seperti di aula. Aku sendiri kaget. Bagaimana mungkin musholla yang berukuran 2 x 3 bisa seluas lapangan? Ruangan yang gelap tiba-tiba saja menjadi terang. Aku sempat bingung. Aku sedang sadar, dan tidak dalam keadaan tidur. Dan itu bukan mimpi. Dan sepertinya aku sedang memasuki alam jin. Dan tak lama kemudian jin wanita itu datang lagi menemuiku, tapi tidak sendiri. Dia diiringi seorang jin wanita tua, dan beberapa jin, mungkin jumlahnya sekitar 40'an, berpakaian serba putih. Wajah jin-jin itu bersih dan rupawan, walau usianya tergolong tua. Aku tahu, pasti mereka adalah orang tua dan kerabat jin wanita itu. Lalu apa maksudnya? Mereka saling memberi salam kepadaku. "Assalamu alaikum". Dan aku jawab salam itu, "Wa alaikum salam." Mereka saling menjabati tanganku.
Dan tiba-tiba saja, jin wanita tua, yang aku rasa ibu dari si jin wanita, dan seorang jin lelaki yang paling tua dan berpakaian serba putih, duduk dihadapanku. Dan yang lainnya duduk berkeliling. Mereka mengatakan sesuatu yang aku sendiri tidak faham apa kata-katanya. Dan aku merasa mereka sedang menikahkan aku dengan anaknya, jin wanita itu.
Setelah selesai acaranya, mereka kemudian pergi. Dan suasananya kembali seperti semula, gelap dan sempit. Aku betul-betul bingung. Apakah aku sudah menikah dengan jin?
Dan hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa. Jin wanita itu tetap menemaniku setiap aku berdzikir. Namun kini sedikit agresif. Setelah selesai dzikir ia tidak langsung menghilang, tapi selalu duduk di hadapanku. Seperti ada hubungan bathin diantara kami. Dan lama kelamaan kami sering bercumbu. Percumbuan yang aneh.
HAMIL?
Malam itu, saat kami bertemu, jin wanita itu meminta aku memegang perutnya. Perutnya membesar. Hamil? Ya, katanya. Ini adalah anak kita. Masya Allah, aku punya anak jin? Dan perut itu semakin lama semakin membesar. Hingga suatu saat anak itu lahir. Seorang bayi jin perempuan.
Dan laiknya suami istri, kami masih sering bercumbu, sehingga jin "istriku" itu hamil yang kedua kali. Dan saat lahir, seorang bayi jin laki-laki. Dan aku namakan dia Syarif Nurullah. Dan kamipun sekeluarga suka berkumpul di alam jin. Anak laki-lakiku sangat manja, tidak seperti anak pertama kami yang perempuan. Ia suka sekali aku gendong. Dan aku suka sekali bermain dan bercanda dengannya.
PERPISAHAN
Selang beberapa tahun kemudian aku dipindahtugaskan ke kantor cabang di kota lain. Dan setelah itu aku tidak pernah bertemu dengan "istri jin" ku lagi. Pernah suatu saat satpam baru di kantorku yang lama menelepon. Ia menceritakan, bahwa suatu malam saat ia bertugas ia kaget karena didatangi seorang jin perempuan. Jin itu menanyakan tentang keberadaanku. Namun sang satpam menjawab, bahwa aku dipindahtugaskan ke kantor cabang lain. Dan saat jin wanita itu bertanya, di kantor cabang mana, satpam tidak memberitahu. Gak tahu katanya. Padahal sih satpam itu tahu, hanya dia takut nanti jin wanita itu datang menyusul aku.