Senin, 16 Desember 2013

Bunga Mawar Ujung Gang 6

     Pelajaran Fisika. Hadeeuuhh.... ini adalah pelajaran musuh bagiku. Puyeng. Apalagi gurunya jutex. Bikin kesel. Dan pada saat aku mencoba berkonsentrasi pada pelajaran, tiba-tiba tercium olehku aroma wangi yang sangat. Dan sepertinya aku gak asing ama aromanya. Rosi..... ya.... aroma itu mirip dengan aroma tubuh Rosi. Dan aku rasa dikelasku gak ada cewek yang memakai farfum seperti itu. Aku mencoba mendekati Anin yang duduk di depanku. Hmm.... dia gak pake parfum. Dan akupun mencoba mendekati Nunung yang duduk disebelah Anin. Hmm... Nunung pun gak pake parfum. Tapi aroma itu darimana ya?

     "Heee.... sedang ngapain sih kamu?" tanya Bambang yang duduk disebelahku.

     "Kamu tadi nyium bau wangi gak?" tanyaku.

     "Enggak! Gak ada bau sama sekali," jawab Bambang keheranan. Bambang pun mencoba meniru aku mendekati Anin dan Nunung. "Anin dan Nunungpun gak pake parfum."

     "Tapi sungguh tadi aku mencium bau wangi. Dan sepertinya aku hafal parfum itu."

     "Coba Laksmi dan Yuli di belakang... Hmm.... kalian juga gak pake parfum ya?" tanyaku ke Yuli dan Laksmi yang duduk dibelakang kami.

     "Ngapain sih? Iiihh..... " seloroh Yuli.

     "Iya nih, usil banget," tukas Laksmi.

     "Jin? Setan?" tanya Bambang heran.

     "Bukan! Seperti parfum pacarku....."

     "Emang pacarmu setan ya?" tanya Bambang.

     "Hus..... dia itu bidadari...."

     Tiba-tiba Bambangpun berteriak. "Hee... aku juga mencium bau parfum, lewat di depanku. Ya, parfum itu seperti lewat kemudian pergi....."

     "Itu maksudku, Bang."

     "Alim, Bambang, tolong perhatikan papan tulis. Jangan ngobrol sendiri ya? Kalo mau ngobrol diluar saja...." teriak Pak Hendra, guru Fisika kami.

     "Iya pak...!!" sahut kami kompak.

     Pulang sekolah, aku merasa aneh dan heran. Mungkinkah Rosi datang menemuiku? Bagaimana caranya?



* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


     Sore, di musholla sepulang mengaji. Seperti biasa aku nongkrong di belakang musholla, memandangi sawah yang hijau. Angin berhembus begitu semliwir, kata orang jawa mah. Dan tak lama kemudian Rosi lewat hendak pulang.

     "Hay....." sapaku.  Dan kulihat lagi wajah yang begitu anggun dan mempesonakanku.

     "Alim, bantu aku ngerjain PR-ku ya?"

     "Boleh. Dimana?"

     "Di rumah Bu Hani saja, seperti biasa."

     "Oke, aku tunggu."

     "Aku pulang dulu, ya? Nanti aku kembali."

     Tak lama kemudian Rosi muncul dengan membawa buku2 pelajarannya. 

     "PR apa yg kamu gak bisa?"

     "Matematika."

     "Oke, sini aku ajarin."

     Kemudian kamipun mengerjakan PR Rosi di rumah Bu Hani. Dan tak lama kemudian Bu Hani muncul membawa minuman dan makanan.

     "Waduh, bu.... ngerepotin saja...." kataku.

     "Gak papa.... cuman air minum ama kue kering doang, " tukas Bu Hani.

     "Makasih, bu.."

     Selesai mengerjakan PR, aku ceritakan pada Rosi tentang peristiwa tadi siang di sekolah. Eh, Rosi hanya ketawa-tawa saja.

     "Jadi benar kamu tadi siang datang ke sekolahku? Bagaimana caranya?"

     "Itu tak perlu aku jelaskan. Kalaupun aku jelaskan kamu gak akan ngerti."

     Ah, Rosi. Kamu betul2 gadis yang penuh misteri.

     "Alim, diluar terang bulan. Kita duduk diluar saja yuk! Menikmati indahnya bulan purnama," ajak Rosi

     "Yuk!"

     Kemudian kami asyik bercengkrama. Malam ini terasa amat indahnya, seindah hati kami. Bulan purnama bersinar begitu terangnya, menerangi areal persawahan didepan kami. Sesekali terdengar suara kodok dan jangkrik bersahut-sahutan. Dan pohon padi yang menghijau tampak berkilauan tertimpa sinar rembulan. Dan desir angin yang menggoyang2kan dedaunan menimbulkan gemerisik irama alam yang amat merdu.



    Namun Rosi malam itu gelagatnya amat aneh. Ia sering menoleh ke samping musholla, diantara gelapnya rimbunan pohon pisang.

     "Ada apa?" tanyaku heran.

     "Alim, kamu lihat tidak?" tanyanya.

     "Lihat apa?" tanyaku kembali heran.

     "Di pojok situ, diantara rimbunnya pohon pisang, ada sesosok wanita tua berambut putih panjang, memakai selendang kuning, memperhatikan kita dari tadi."

     "Ah, Rosi... kamu jangan menakut-nakuti...." kataku agak merinding.

     "Betul! Wanita itu selalu mengikuti kemana aku pergi.... hiii...." kata Rosi sambil menutup matanya di pundakku.

     "Ah, kamu bercanda.... kemarin juga kamu bilang begitu, ada sesosok wanita tua di pojok musholla."

     "Aku gak bercanda.... wanita itu selalu mengikuti kemana aku pergi. Kamu gak akan bisa melihatnya...."

     "Setankah dia? Kuntilanak?" 

     "Gak tahu.... aku gak mau melihatnya.... dia menatapku terus...." sahut Rosi sambil tetap menutup matanya dipundakku. Ah, kesempatan dalam kesempitan, nih... bisa memeluk tubuh Rosi... hihihihi... Bau tubuhnya sangat wangi. Wangiiii.... sekali... walau berdebar2 juga karena ada sesosok makhluk yang mengawasi.

     "Alim, sepertinya dia sengaja diutus untuk mengawasi aku. Makanya kamu jangan macam-macam dan kurang ajar padaku, ya? Nanti dia marah..."

     "Ah, kamu ini.... emangnya aku cowok apaan? Nanti pulangnya aku anterin ya?" kataku.

     "Gak usah.... nanti mamahku marah..."

     "Masak sih? Emangnya aku anak nakal apa...."

     "Bukan begitu !! Mamahku gak suka kalo aku deket ama cowok. Nanti bisa2 kamu dimarahin ama dia.."

     "Gak !!! Gak bakalan..."

     "Seriuuuusss....., Alim! Mamahku tuh orangnya aneh. Dia gak pernah akur dengan tetangga, bahkan dengan tangga sebelahpun. Tahu sendiri kan?"

     "Tapi tentu sama aku sih lain..."

     "Terserah padamu. Tapi aku saranin jangan...!!"

     "Aku memaksa..."

     Setelah selesai mengerjakan PR, aku mengantar Rosi pulang. dan aroma wangi khas tercium di hidungku. Aroma khas Rosi. Dan sungguh aneh! Padahal kami berjalan beriringan, tapi kok tiba2 saja Om Candra, tetangga Rosi malah menyapa Rosi begini :

     "Darimana Ros, malam2 begini berjalan sendirian saja?"

     "Dari rumah Ibu Hani.." jawab Rosi.

     "Ooohh...."

     Aku betul2 kaget. Kenapa Om Candra hanya menyapa Rosi? Padahal Om Candra masih family denganku. Dia itu saudara sepupu ibuku. Dan lagi, mengapa dia mengatakan kalo Rosi berjalan sendirian? Emangnya dia gak melihat aku? Aku betul2 heran. Aku mencoba bertanya pada Rosi, tapi Rosi malah memberi isyarat agar aku jangan bicara. betul2 aneh. Rosi betul2 gadis misterius bagiku. Dan dia tampak tenang2 saja. "Nanti aku jelaskan," katanya.

     Sampai di depan rumah Rosi, Rosi menyuruh aku sembunyi.

     "Sana sembunyi, jangan sampe ibuku tahu!"

     Maka aku menurut kata2 Rosi. Aku sembunyi di samping rumah Pak Gawa, tetangga sebelah Rosi. Saat hendak masuk kedalam rumah, kulihat Rosi menoleh kearahku sebentar, kemudian masuk. Rupanya dia ingin memastikan kalo aku sudah sembunyi dan tidak diketahui ibunya. Dan saat aku berjalan pulang, Om Candra menyapaku.

     "Darimana kamu Lim, malam2 datang dari arah sana? Dari kuburan kamu?"

     "Hehehehehe... habis main dari blok sebelah, om." Nah, lho... rupanya Om Candra baru bisa melihat aku. Kemudian aku berfikir, mungkin wanita tua yang suka mengikuti Rosi yang menutupi diriku, sehingga aku tidak bisa terlihat oleh Om Candra. kok bisa? Bagaimana caranya?

* * * * * * * * * * * * * * * * 



Kepada : Alim yang baik

Alim, jujurlah padaku.... apa yang telah kamu perbuat padaku? Aku semalaman gak bisa tidur. Yang ada di fikiranku hanyalah kamu. Aku gak bisa konsentrasi belajar. Bahkan disekolahpun aku banyak melamun. Aku harap kamu mau menjelaskannya minggu pagi. Di tanggul kali Cimanuk, tempat yang bisa kita kunjungi.

Alim
Wengi iki rembulane surem
Atiku kekathon tambah peteng kemba
Bintang-bintang ndhelik, ndhelik eling Alim
Atiku dadi siji nedhas perih
Lebur musnah tanpa krana

Wengi iki wulane surem, Alim
Nggubel malang saning ati
Tembangana Alim, tembangana Alimku
Kidung suci tenganing wengi

Ngantuk anthu
Siring wengi
Tembangana atiku, ya Alim
Kidung penganthu
Mung kanggo aku

                                                                       Rosi


     Kututup surat dari Rosi yang dititpkan lewat Tiri tadi sore di musholla. Apa maksud Rosi ya? Apa dia kira aku mengguna-gunai dia? Masya Allah, aku gak mungkin melakukan itu! Aku ini orang Islam. Itu syirik namanya!

     Minggu pagi, jam 8. Aku duduk2 di ranggon kayu di tanggul kali Cimanuk. Angin berhembus sepoy2, menggoyang-goyangkan dedaunan hingga menimbulkan suara gemerisik. Dan satu persatu daun yang kering berjatuhan, mengorbankan diri demi kesuburan tanah dibawahnya. 

     Tak lama kemudian Rosi muncul, mengenakan blus warna putih  dan bawahan warna orange. Perpaduan warna yang amat manis. Namun matanya yang besar dan bulat nampak begitu tajam. Sepertinya mata itu mengawasi setiap sesuatu di dekatnya.

     "Hay.... sudah lama menunggu?" sapanya.

     "Baru 10 menit disini."

     "Alim, kita jalan-jalan yuk..."

     "Kemana?"

     "Hmmm..... kita telusuri saja tanggul kali ini."

     "Boleh...."

     Maka kami berdua pun berjalan menyusuri tanggul kali Cimanuk. Sepanjang tanggul ini banyak dipenuhi pohon lamtoro. Dulu aku sering nyari lamtoro, kemudian aku bawa pulang buat dimasak ibu di rumah. Namun aku lebih suka lamtoro muda buat lalap. Kami tak tahu kemana tujuan kami, yang penting jalan saja.

     "Katanya kamu pengen ngomong sesuatu," tanyaku memecah kebisuan.

     "Alim, kenapa ya, setiap hari wajahmu selalu terbayang. Setiap aku sendiri, setiap aku belajar.... apalagi jika aku hendak tidur. Dimana-mana selalu ada kamu. Aku betul2 kacau. Setiap buku yang aku baca, disitu ada gambar kamu. Aku mencoba mengambil buku lain, namun tetap saja ada gambar kamu disitu. Aku mencoba tidur, tapi ada kamu dilangit2. Kemudian aku mencoba tidur miring, tetapi ada kamu pula disudut kamarku. Aku mencoba memejamkan mata, namun kamu tetap ada di fikiranku. Alim, jujurlah padaku... apa yang telah kamu perbuat padaku?"

     "Rosi, kamu terlalu berlebihan mencintai aku. Mungkin kamu mengira aku telah mengguna2i aku. Tapi sungguh, tak mungkin aku melakukan itu. Aku ini orang Islam. Perbuatan itu adalah perbuatan syirik."

     Rosi diam. Akupun diam.

     "Aku tahu sesuatu. Kamu begitu sering puasa sunah Senin-Kamis. Sudah berapa lama?" tanya Rosi.

     "Sejak aku kelas 2 SMP. Jadi sudah 3 tahun."

     "Mungkin itu yang membuat aku jatuh kepayang padamu. Dan satu hal lagi! Asal kamu tahu saja, nenekku adalah orang pintar (paranormal). Dan dia tahu kamu itu punya khodam, walau dia belum pernah berjumpa denganmu. Jumlah khodam itu ada 3, dan sekarang mungkin sudah bertambah. Khodam itu amat rupawan. Wajahnya mirip kamu, namun lebih cakep."

     "Aku gak ngerti apa ucapanmu. Siapa itu khodam?"

     "Setiap amalan pasti ada khodamnya. Dan hasil dari istiqomahmu puasa Senin-Kamis itu, memunculkan khodam. Khodam itu adalah semacam jin atau malaikat yang akan selalu membantu kita."

     "Ck... ck... ck... Rosi, aku gak menyangka kamu begitu pintar. Padahal kamu masih SMP kelas 2..."

     "Siapa dulu dong nenekku..... Namun begitu, sekarang aku gak perlu khawatir. Sekarang semua khodammu sudah nenek tawan didalam botol."

     "Hah? Kenapa?"

     "Ya biar aku bisa belajar dengan tenang.... bodooohhh...."

     "Hahahahaha..... Tapi nantinya khodamku bisa dikembalikan tidak?"

     "Gak! Soalnya selama kamu masih puasa Senin-Kamis, khodam itu akan muncul kembali. Dan setiap kali khodam itu muncul, maka nenekku akan menangkapnya kembali, dan dikurung lagi dalam botol bersama yang lainnya..."

     "Waahh... sia-sia deh kalo gitu aku puasa...."

     "Makanya kau tuh jangan macam-macam sama aku....."

     "Hehehehe... jahat betul tuh nenekmu...."

     "Weeeee..... kamu yang jahat...." sahut Rosi sambil mencubit aku.

     "Aduuhh.... malah kamu yang jahat nyakitin aku...."

     "Hahahahahaha...." kami kemudian tertawa bersama.

     "Terus kemana nih tujuan kita?" tanyaku kemudian.

     "Kita muter jalan itu saja. Nanti tembusnya ke jalan besar," kata Rosi.


      Bersambung ....




    

1 komentar:

  1. Perkenalkan nama saya zull fikar. Dan saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH JONOSEUH atas bantuannya selama ini dan saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sukses dan ini semua berkat bantuan MBAH JONOSEUH,selama ini, saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang2 dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya usaha Restoran sendiri,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH JONOSEUH atas bantuan pesugihan putih dan dana ghaibnya, dan saya yang dulunya pakum karna masalah faktor ekonomi dan kini kami sekeluarga sudah sangat serba berkecukupan dan tidak pernah lagi hutang sana sini,,bagi anda yang punya masalah keuangan jadi jangan ragu-ragu untuk menghubungi MBAH JONOSEUH karna beliau akan membantu semua masalah anda dan baru kali ini juga saya mendaptkan para normal yang sangat hebat dan benar-benar terbukti nyata,ini bukan hanya sekedar cerita atau rekayasa tapi inilah kisah nyata yang benar-benar nyata dari saya dan bagi anda yg ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH JONOSEUH di O823 4444 5588 dan ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang ke 2 kalinya terimah kasih..

    BalasHapus